ASAL USUL KAMPUNG BINAKARYA MANDIRI
Pada Tahun 1962 Gunung Agung yang ada di pulau Bali meletus sangat dahsyat, hingga menelan ribuan jiwa, harta benda dan menghancurkan tempat tinggal warga Bali saat itu.
Pemerintah Bali mencanangkan program transmigrasi keluar pulau Bali, program ini disetujui oleh Pemerintah Pusat hingga Tahun 1963 program ini terlaksana. Oleh pemerintah Pusat program trasnmigrasi ini ditujukan di Pulau Sulawesi dan Sumatra, untuk Pulau Sumatra ditujukan ke wilayah Lampung yaitu Seputih Raman, Raman Utara, dan Rumbia.
Suatu kelompok transmigrasi yang terdiri dari 200 KK yang dipimpin oleh Bapak Nengah Sukada selaku Ketua kelompok diberangkatkan ke Sumatra wilayah Lampung tepatnya pada tanggal 12 Februari 1963, dilepas oleh Gubernur Bali saat itu yaitu Ida Bagus Suteja di Pelabuhan Padang Bai Bali. Kelompok ini tiba di Lampung pada tanggal 14 Maret 1963 ditempatkan di penampungan Sumatra yaitu penampungan Bedeng 12. Yang saat ini daerah itu kita kenal dengan sebutan Plasmen.
Dari Bedeng 12 inilah kemudian kelompok ini dipindah ke Pesisir Timur Kecamatan Rumbia yang saat ini dikenal dengan Desa Bina Karya Mandiri (). RB5 adalah urutan terbentuknya Desa. Kenapa Desa ini disebut Bina Karya Mandiri,karena Restu memiliki arti Anugerah dan Buana berarti alam. Jadi Bina Karya Mandiri adalah Anugerah Alam baru (tempat tinggal).
Ditahun 1964 setahun kemudian Bina Karya Mandiri terkena wabah penyakit yang luar biasa oleh Suku Bali disebut Gring, sakit sehari langsung meninggal, bahkan saksi sejarah (Pan Sayun) mengatakan setiap hari pasti ada yang meninggal bahkan sehari bisa dua atau tiga orang. Penyebabnya kemarau panjang karena jatah dari pemerintah tidak cukup. Penyakit ini secara pelan-pelan dapat dicegah dengan adanya tenaga medis ditingkat kecamatan dan warga muali mendirikan tempat-tempat suci untuk peribadahan.
Saksi sejarah mengatakan dari 200 KK yang tersisa hanya 66 KK, sebagian telah telah meninggal dunia, pindah kedaerah lain dan ada yang pulang lagi ke Bali. Desa ini di sahkan oleh Pemerintah pada Tahun 1966 dengan nama Bina Karya Mandiri dengan jumlah penduduk 66 KK yang mana Bapak Nengah Sukada yang saat itu sebagai kepala kelompok langsung diangkat menjadi Kepala Desa yang pertama.
Dari 66 KK inilah Bina Karya Mandiri berkembang ditambah lagi penduduk pendatang diluar program transmigrasi. Bagi umat Hindu letusan Gunung Agung adalah kronologis alam penyebaran Agama Hindu keluar Pulau Bali. Demikian Sejarah singkat tentang Kampung Bina Karya Mandiri.
NAMA-NAMA DEMANG/KEPALA KAMPUNG
BINA KARYA MANDIRI DARI MASA KE MASA
Kemudian strutur pemerintahan Kampung Bina Karya Mandiri sebagai berikut :
- - Kepala Kampung : PUTU SUBRATA
- Sekretaris Kampung : WAYAN PURNATE
- Bendahara : I Made Suwastika
- Kaur Pemerintahan : BUDI KURNIANTO
- Kaur Pembangunan : WAYAN SUJANA
- Kaur Umum : NARTO
- Kaur Keuangan : AHMAD ASROFI,Spd
- Kaur Kesra : SUYANTO
- Kepala Dusun I : SUMARJI
- Kepala Dusun II : IWAN MUSLIM
- Kepala Dusun III : SUYEDI
- Kepala Dusun IV : MISIRAN
- Kepala Dusun V : SURATMAN
- Kepala Dusun VI : WAYAN MARYANTO
- Anggota Badan Permusyawaratan Kampung (BPK)
- Ketua : SURATNO
- Wakil Ketua : KOMANG SUGIANTO
- Anggota : 1. GUNAWAN
- WAYAN YOTO
- EDI SUSILO
BAB III
KEADAAN UMUM
KAMPUNG BINA KARYA MANDIRI
- Keadaan Alam
- Letak Kampung
Kampung Bina Karya Mandiri terletak di dataran tinggi yang dikelilingi rawa-rawa, termasuk kedalam wilayah Kecamatan Rumbai Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung. Kampung Bina Karya Mandiri terletak disebelah Timur Kecamatan Rumbia.
- Orbitrasi
Sarana perhubungan sepanjang tahun untuk mencapai Kampung Bina Karya Mandiri sangat lancar dan dapat dicapai dengan mengendarai roda dua atau roda empat.
- Letak Kampung terhadap Pusat fasilitas Kota
- Jarak Kampung Bina Karya Mandiri ke Ibu Kota Propinsi 117 Km
- Jarak Kampung Bina Karya Mandiri ke Ibu Kota Kabupaten 68 Km
- Jarak Kampung Bina Karya Mandiri ke Ibu Kota Kecamatan 13 Km
- Batas-batas Kampung
- Sebelah Utara Berbatasan dengan Kampung Restu Buana
- Sebelah Selatan Berbatasan dengan Way Bunut
- Sebelah Timur Berbatasan dengan Kampung Bina Karya Buana
- Sebelah Barat Berbatasan dengan Kampung Binakarya Putra
- Keadaan Tanah
Jenis tanah di Kampung Bina Karya Mandiri adalah tanah yang berwarna putih kemerahan, dan berpasir.
- Curah hujan
Curah hujan t Lebat terjadi pada bulan : Desember, Januari, Februari dan Maret
Curah hujan sedang terjadi pada bulan : Mei, Juni, Juli, Agustus
Sedangkan curah hujan ringan sampai kemarau terjadi pada bulan : September, Oktober, Nopember, Kampung Bina Karya Mandiri memiliki iklim yang sedang.
- Keadaan Air Tanah dan Sumber air
Keadaan tanah di Kampung Bina Karya Mandiri cukup berair, hal ini diketahui bila musim hujan permukaan air sumur dapat mencapai bibir sumur.
- Inventaris Kampung
- Laptop : 4 Buah
- Peta Kampung : 1 Buah
- Stempel Kampung : 2 Buah
- Stempel Sekretaruis Kampung : 1 Buah
- Stempel LPMK : 1 Buah
- Stempel BPK : 1 Buah
- Bantalan Stempel : 7 Buah
- Gambar Presiden : 1 Buah
- Gambar Wakil presiden : 1 Buah
- Gambar Bupati : 1 Buah
- Gambar Wakil Bupati : 1 Buah
- Gambar Garuda Pancasila : 1 Buah
- Meja Tulis : 4 Buah
- Almari Buku : 4 Buah
- Meja Posyandu : 5 Buah
- Rak Buku : 1 Buah
- Jam dinding : 1 Buah
- Bangku Panjang : 20 Buah
- Meja Panjang : 3 Buah
- Kursi Plastik : 100 Buah
- Kendaraan Roda Dua : 1 Unit
Yang berupa Bangunan/Tanah
- Balai Desa : 1
- Gedung Serba Guna : 1
- Masjid : 2
- Mushola : 5
- Pura : 18
- Gedung SD Negeri : 3
- Gedung SMP Negeri 1 Atap : 1
- Puskesmas Pembantu : 1
- Balai Dusun : 5
- Gedung Paud : 1
- Lapangan Olahraga : 3
- Tanah Kuburan : 3
- Gardu Jaga : 8
- Gedung Posyandu : 1
- Luas Kampung
NO
|
DATA POTENSI HASIL KEGIATAN
|
KEADAAN TAHUN 2020
|
1.
|
Luas Wilayah Kampung
|
870 Ha
|
2.
|
Tanah Kering
|
0 Ha
|
3.
|
Pekarangan
|
42 Ha
|
4.
|
Tegal/Kebun
|
539 Ha
|
5.
|
Sawah
|
289 Ha
|